TARI GUCI SEBAGAI CIRI KHAS TARIAN YANG BERASAL DARI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL

Tari Guci secara massal (sumber: Tribun jateng)

SmartEdu-  Tari guci merupakan salah satu tarian yang berasal dari Kabupaten Tegal, lebih tepatnya berasal dari daerah Bumijawa. Tarian ini diciptakan pada tahun 2014 oleh seorang guru di salah satu SD yang bernama Kusti Mutfiah S.Pd. Beliau menciptakan tari ini karena terinspirasi pada saat ia ditugaskan untuk melatih tari pada tahun 1997. Tari Guci ini, ide dan gerakannya ia ciptakan sendiri tetapi, ada temannya yang merupakan pamong seni dari Kecamatan Bumijawa (Bu Elma) yang ikut serta membantu memberi nama gerakan dan merancang kostum atau pakaian, untuk iringan tari tersebut dibuat oleh sanggar kesenian yang dipimpin oleh Pak Widodo.

Tari Guci pertama kali ditampilkan pada tahun 2014 dalam rangka lomba FLS2N tingkat Kabupaten Tegal dan mendapatkan juara 3 namun, Tari Guci mulai dikenalkan terutama di Kecamatan Bumijawa sendiri yaitu pada tahun 2015 dan dipentaskan untuk acara pentas seni perayaan HUT RI di Kecamatan Bumijawa , kemudian pada tahun 2016 dipentaskan secara massal di Kecamatan Bumijawa setelah perayaan HUT RI di lapangan, serta sempat ditampilkan secara massal juga di pendopo Kabupaten Tegal ketika acara hari jadi Kabupaten Tegal pada tahun 2017.

Lanjutkan membaca “TARI GUCI SEBAGAI CIRI KHAS TARIAN YANG BERASAL DARI KECAMATAN BUMIJAWA KABUPATEN TEGAL”

GAMELAN SMP NEGERI 1 SLAWI

Grup gamelan SMP Negeri 1 Slawi (Foto:Livia Prastita Permana 8.1)

SmartEdu- Hai sobat Smart Edu! Tahukah kalian apa itu gamelan? Gamelan merupakan salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Jawa Tengah yang masih dilestarikan hingga saat ini.

 SMP Negeri 1 Slawi yang biasa disingkat Spensawi menjadi salah satu wadah yang digunakan untuk ikut serta dalam melestarikan alat musik tradisional yang dikenal sebagai gamelan serta digunakan juga sebagai wadah untuk menuangkan kreatifitas, kebebasan bermusik dan bernyanyi yang temanya sesuai dengan kaidah-kaidah pendidikan.

Bahkan di Spensawi memiliki kelompok karawitan sendiri yang bernama “Dolanan Gamelan Spensawi”, Dolanan gamelan spensawi merupakan olahan gamelan dari SMP Negeri 1 Slawi yang dibentuk untuk menggugah dan mengajak semua siswa dan almamaternya untuk lebih semangat dalam menyelesaikan tugasnya untuk kepentingan pribadi dan masa depannya maupun bangsa.

Lanjutkan membaca “GAMELAN SMP NEGERI 1 SLAWI”

WAYANG PLASTIK YANG UNIK

Foto wayang dari limbah plastik (sumber: solopos.com)

SmartEdu– Di tengah masa Pandemi seperti ini banyak  pedagang yang pendapatannya berkurang, khususnya penjual mainan. Yusnan Iguna contohnya penjual mainan asal Pengabean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Pria itu akrab disapa Igun. Karena adanya kebijakan pemerintah, yaitu PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) untuk mengurangi mobilitas warga, banyak tempat ditutup termasuk objek wisata yang merupakan tempat Igun berjualan mainan.

Penjual mainan asal Tegal ini berkreasi membuat wayang, uniknya yang terbuat dari limbah. Ia  memanfaatkan limbah botol air mineral, Plastik kresek, bungkus kopi, dan kain perca. Dengan bermodalkan korek api, lem, dan solasi untuk membuat wayang. Bagian Kepala, tubuh dan tangan wayang yang dibuat oleh Igun menggunakan kopi kemasan. Setelah itu, kain perca dimanfaatkan untuk pakaian wayang dan plastik kresek digunakan untuk pewarnaan wayang.”Saya prinsipnya nggak beli untuk bahan-bahannya, karena nggak mau nambah volume sampah plastik. jadi memanfaatkan yang ada,” kata Igun dikutip dari ayotegal.com. Hasil dari kerajinan wayang berbahan limbah tersebut dijual dengan harga kisaran Rp100.000 hingga Rp300.000.

Igun mengatakan bahwa sebenarnya hanya iseng membuat wayang. Awalnya hanya untuk mengisi waktu luang disaat tidak berjualan. Igun memang menyukai seni wayang dan ia belajar membuat wayang secara otodidak.“Awalnya bikin wayang pring (bambu), tapi karena berat, ingin ganti yang agak ringan. ‎Terus saya lihat botol plastik, coba bikin, ternyata jadi, tapi tidak langsung bagus. Saya belajar terus, berkembang, akhirnya menemukan sendiri ukuran yang pas, bentuk yang pas pakai bermacam limbah,” ujarnya. Igun membuat wayang dari limbah tujuannya untuk mengurangi limbah, khususnya limbah plastik yang sulit terurai.

Penulis: Ageska Roso Wijayanti (8.5)
Editor: Zahra Asahi (8.9)